Petisi: Manggarai Sentris
Inklusivitas konsep ‘manggarai adalah kita’ nampak sekali pada spirit kearifan lokal, yang sering diartikulasikan dalam ungkapan (go’et): ‘teu ce ambo neka woleng lako, muku ce pu’u nek woleng curup’; ‘bantang cama, reje lele’; ‘gendang one, lingkon pe’ang’. Semangat Manggarai sentris yang diungkapkan dalam go’et-go’et ini sangat kental dan memiliki kedalaman makna yang meaningful dan measurabel.
Kedua, membangun diskursus politik yang sehat dan mencerdaskan dengan memanfaatkan kanal luring (di luar jaringan) maupun dengan daring (dalam jaring), seperti media sosial, youtube, video conference, dll. Sepertinya, menjadi fenomena umum di Manggarai Raya beberapa tahun terakhir, diskursus politik kurang geliat secara luring, tetapi secara daring sangat signifikan. Dilihat dari efektivitas dan efisiensi pemanfaatannya, kanal daring ini bisa digunakan untuk membangun skema-skema diskursus yang politik yang sehat, konstruktif dan mencerdaskan.
Sebenarnya, dengan memanfaatkan lebih intens dan positif beragam kanal daring ini, peradaban politik kita sudah naik kelas karena bisa beradaptasi dengan tuntutan revolusi industri 4.0. Namun, salah kaprah dan disorientasi dalam menggunakan kanal tentu akan berakibat pada turunnya derajat peradaban politik lokal, jika lebih banyak memuat konten yang bernada kebencian, kebohongan, berita palsu dan membahas wilayah privat dan permukaan saja. Dalam konteks Manggarai Sentris, kanal daring ini bisa dipakai untuk mempromosikan potensi sumber daya manusia, wilayah, sosial budaya, ekonomi, lingkungan hidup, pariwisata, toleransi, dan bahkan kekuatan politik lokal.