Inovasi Pembelajaran: Mewujudkan Potensi Siswa Melalui Penerapan Kurikulum Merdeka

Oleh Hans Chandra, Guru Penggerak & Co Kapten Belajar.id NTT

e. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kolaborasi

Dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), guru berfungsi sebagai pemandu yang membantu siswa mengorganisasi pekerjaan mereka, tetapi bukan sebagai penyedia semua jawaban. Siswa diajak untuk bekerja dalam tim, yang mendorong mereka untuk belajar secara kolaboratif, bernegosiasi, dan mencari solusi bersama. Guru memberikan arahan umum, tetapi siswa:Pertama Memilih topik atau proyek yang relevan dengan minat mereka.Kedua Mengembangkan solusi mereka sendiri melalui penelitian dan kolaborasi.Ketiga Menggunakan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah.   Guru, dalam hal ini, bertindak sebagai pemimpin diskusi atau moderator yang memfasilitasi proses kelompok, memberikan saran, serta memastikan bahwa setiap siswa berpartisipasi dan belajar dari pengalaman tersebut.

f. Asesmen Holistik dan Formatif

Guru, sebagai fasilitator, juga memainkan peran penting dalam memberikan asesmen formatif yang lebih terfokus pada perkembangan proses belajar daripada hasil akhir. Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang menekankan nilai dari ujian akhir. Dengan asesmen formatif, guru:Pertama Memberikan umpan balik yang bersifat konstruktif dan berkelanjutan selama proses belajar, yang membantu siswa untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memberikan dukungan untuk pertumbuhan berkelanjutan.Kedua Menggunakan portofolio untuk menilai perkembangan keterampilan dan kreativitas siswa. Ini memungkinkan siswa untuk menunjukkan perkembangan mereka secara bertahap, bukan hanya hasil akhir dari satu ujian.Ketiga Mendorong penilaian diri dan refleksi. Sebagai fasilitator, guru mendorong siswa untuk melakukan penilaian diri dan merefleksikan pengalaman belajar mereka, yang membantu mereka menjadi lebih sadar akan kekuatan dan kelemahan mereka.Asesmen yang holistik dan formatif ini lebih mendukung pengembangan kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan berpikir kritis.

BACA JUGA:
Nilai-Nilai Pancasila dan Praktek Bhineka Tunggal Ika: Bangga Menjadi Orang Indonesia di Amerika Latin
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More