Karena itu, tak mengherankan bila orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya, sibuknya tidak keruan. Mulai dari perencanaan awal: menanyakan kemauan anak, sekolah atau tidak juga menjadi persoalan awal karena harus mempertimbangkan kekuatan keadaan ekonomi serta jumlah antrean yang menjadi tanggungan orang tua. Bisa saja semua sekolah didatangi orang tua untuk mengecek dan bisa membuat perbandingan besarnya biaya sekolah setahun dan pertimbangan-pertimbangan praktis lainnya. Sekolah yang dipilih pun menjadi pertimbangan tersendiri setelah berkonsultasi dengan anak yang seringkali memiliki keinginan yang berbeda atau sebaliknya bila disandingkan dengan kemampuan orang tua. Pertimbangan paling utama adalah kemauan anak untuk bisa bersekolah demi meraih cita-cita dan impiannya.
Oleh karena bermula dari kemauan dan keinginan anak, berarti tidak sekadar hidup melainkan kesadaran akan diri seutuhnya itu yang hendak dicari dan digapai. Terkesan anak ada pada posisi kehausan akan jati dirinya. Pendidikanlah yang menjawab kebutuhan anak akan hidup seutuhnya. Maka pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda (pinjam konsep: Driyakara) sehingga anak dapat mengenal dirinya seutuhnya, menyadari keberadaannya sebagai manusia, memaknai kehidupan yang sedang dijalani, dan bagaimana harus menjalani kehidupan yang mahaluas ini. Semua upaya itu merupakan tuntutan kebutuhan dasariah anak akan pendidikan.
good
waw
good