Kedua: Sekolah. Di depan sekolah: Who am I?
Sekolah adalah tempat guru dan peserta didik bertemu dan berkumpul untuk aktivitas pembelajaran yang sudah dirancang dari awal. Peserta didik mulai masuk dalam lingkungan sekolah dan mengenal lingkungan sekolahnya yang lebih luas dan lebih banyak orang. Mereka dapat belajar bersama dalam ruang kelas selain mengenal lingkungan sekolah yang menyenangkan yang selalu menjanjikan akan sesuatu di masa depan. Cita-cita menjadi harapannya. Ekspresi dirinya terlihat apa adanya sambil berusaha mengenal dirinya lebih baik, lebih dalam, dan lebih utuh. Maka sekolah menjadi tempat yang tepat bagi anak memperlihatkan kehausannya akan segala tuntutan dunia ke depan dan tempat bagi anak berunjuk aksi sesuai potensi yang dimilikinya. Tahapan-tahapan belajar di lingkungan sekolah akan membangun sebuah kesadaran akan diri dan membantu pembentukan diri sebagai manusia yang beretika, santun, tenggang rasa, bertaqwa, dan berilmu.
Karena itu, sekolah adalah lingkungan ’buatan’ (pinjam pandangan: John Dewey) yang diatur sedemikian dengan maksud peserta didik mendapatkan pembelajaran dan belajar tentang pengetahuan serta mendapatkan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan adalah dua hal yang menjadi tuntutan hidup. Sekolah sebagai lingkungan ’buatan’ akan lebih cenderung tercipta iklim dan suasana belajar yang menyenangkan. Maka sekolah tidak sekadar urusan yang berkaitan dengan pendidikan (pembelajaran dan belajar ilmu pengetahuan) melainkan urusan keluarga, organisasi, perkumpulan sosial, dan kemasyarakatan. Sekolah menjadi tempat belajar bersosialisasi dengan orang lain, mengenal orang lain yang berarti mengenal dan menghargai dirinya dan pribadi lain.
good
waw
good