Selama dua tahun awal bersama Pastor Piazzoli, dia sudah merasakan beratnya tantangan dalam karya pastoralnya sebagai misionaris. Meskipun begitu, Yosef Freinademetz tetap bekerja dengan tekun sebagaimana layaknya ketika ia berkarya di Paroki St. Martin dulu.
Pengalaman dua tahun bersama Pastor Piazzoli rasanya cukup untuk memberi gambaran awal tentang kesulitan dan tantangan yang akan dihadapinya di wilayah misi yang baru yaitu di Sandong Selatan bersama rekannya Pater Yohann Baptista Anser. Wilayah ini diserahkan oleh Ordo Fransiskan kepada Serikat Sabda Allah.
Dengan semangat yang berkobar-kobar, Yosef Freinademetz mempersiapkan diri dengan belajar bahasa setempat sebagai sarana untuk bisa berkarya di tengah umat di Sandong Selatan. Ketekunannya membuahkan hasil, berkat bakat dan kecerdasannya.
Dia dapat berbicara dengan amat fasih dan dengan itu memungkinkan Yosef Freinademetz menyesuaikan diri dengan budaya, adat istiadat penduduk setempat. Itulah gerbang bagi Yosef Freinademetz untuk mulai mewartakan injil Tuhan.