Yosef Freinademetz, Hidup Mati untuk Misi

Oleh: Arnoldus Nggorong

Sebab jalan yang harus mereka lalui penuh tantangan, kesulitan, penderitaan, bahaya yang dapat merenggut nyawa. Dalam bahasa teologis-biblis, jalan yang dipilih adalah jalan lubang jarum (bdk. Mat. 19:24), yang paralel dengan jalan salib, jalan derita (bdk. Mrk. 8:34).

Yosef Freinademetz, salah satu dari orang-orang kudus, menunjukkan dan membuktikannya dalam seluruh karya dan baktinya di tanah misi yaitu Sandong Selatan.

Yosef Freinademetz meninggalkan segala-galanya lalu pergi ke tempat yang sama sekali asing baginya: budaya, adat istiadat, bahasa, cara hidup, dan kebiasaan-kebiasaan. Sebab Tuhan memerlukannya untuk memberitakan injil kepada orang-orang yang ada di tanah yang ‘dijanjikan’ Tuhan baginya (bdk. Mrk. 1:38). Dengan kata lain, warta keselamatan Tuhan diperuntukkan bagi semua orang tanpa kecuali.

Di sana, dia, dengan tak jemu-jemunya, memberitakan Sabda Allah. Bahaya dan ancaman terhadap dirinya tidak dipedulikannya. Yosef Freinademetz menghadapinya dengan berani karena dia sungguh percaya, Tuhan selalu menyertainya seperti yang telah dikatakan oleh Yesus, Sang Guru yang memanggil dan mengutusnya: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman (Mat. 28:20).

BACA JUGA:
Karya Seorang  Musafir
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More