Sebab jalan yang harus mereka lalui penuh tantangan, kesulitan, penderitaan, bahaya yang dapat merenggut nyawa. Dalam bahasa teologis-biblis, jalan yang dipilih adalah jalan lubang jarum (bdk. Mat. 19:24), yang paralel dengan jalan salib, jalan derita (bdk. Mrk. 8:34).
Yosef Freinademetz, salah satu dari orang-orang kudus, menunjukkan dan membuktikannya dalam seluruh karya dan baktinya di tanah misi yaitu Sandong Selatan.
Yosef Freinademetz meninggalkan segala-galanya lalu pergi ke tempat yang sama sekali asing baginya: budaya, adat istiadat, bahasa, cara hidup, dan kebiasaan-kebiasaan. Sebab Tuhan memerlukannya untuk memberitakan injil kepada orang-orang yang ada di tanah yang ‘dijanjikan’ Tuhan baginya (bdk. Mrk. 1:38). Dengan kata lain, warta keselamatan Tuhan diperuntukkan bagi semua orang tanpa kecuali.
Di sana, dia, dengan tak jemu-jemunya, memberitakan Sabda Allah. Bahaya dan ancaman terhadap dirinya tidak dipedulikannya. Yosef Freinademetz menghadapinya dengan berani karena dia sungguh percaya, Tuhan selalu menyertainya seperti yang telah dikatakan oleh Yesus, Sang Guru yang memanggil dan mengutusnya: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman (Mat. 28:20).