Inovasi Pembelajaran: Mewujudkan Potensi Siswa Melalui Penerapan Kurikulum Merdeka

Oleh Hans Chandra, Guru Penggerak & Co Kapten Belajar.id NTT

a. Perubahan dari Pengajar ke Fasilitator

Pada model pendidikan tradisional, guru sering dianggap sebagai pusat pengetahuan yang berperan untuk mengajarkan siswa melalui metode ceramah, di mana siswa pasif mendengarkan dan menerima informasi. Dalam peran ini, siswa dianggap sebagai penerima informasi, dan fokus utama adalah penguasaan materi akademis.Dengan pergeseran ke model yang lebih modern seperti yang didorong oleh Kurikulum Merdeka, guru kini bertindak sebagai fasilitator, yang berarti mereka lebih berfokus pada:Pertama Mengarahkan proses belajar daripada memberikan jawaban langsung.Kedua Membantu siswa menemukan cara mereka sendiri untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan.Ketiga Memberikan bimbingan dan dukungan saat siswa menjalankan proyek atau tugas mandiri, bukan sekadar menyampaikan konten.Dengan menjadi fasilitator, guru membantu menciptakan lingkungan belajar aktifdi mana siswa diberi lebih banyak tanggung jawab atas pembelajaran mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan kemandirian dalam berpikir dan belajar.

BACA JUGA:
“Buru Warat” dan Deep Ecology ala Orang Manggarai
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More