Bumi Bukan Milik Kita; Suara Kitab Suci Ditengah Hiruk-Pikuk Beton dan Asap Pabrik

Oleh Fridiani Nalimen, Mahasiswi STIPAS St Sirilus Ruteng

Pendekatan melalui dialog dengan sesama adalah cara untuk bisa mendengarkan aspirasi orang lain karena dengan saling mendengarkan bahwasanya kita mampu meraih sesuatu melebihi apa yang kita harapkan. Namun kenyataannya dialog atau pendekatan dengan orang lain itu tidak ada. Banyak kalangan merasa bahwa dialog dengan orang-orang yang tidak penting itu hanyalah membuang-buang waktu dan apa pentingnya pendapat mereka. Pandangan seperti ini seringkali menjadi fondasi dari suatu pemberontakan dan masalah. Pernyataan yang menyatakan apa pentingnya pendapat mereka membuat sesuatu yang memiliki tujuan yang baik namun cara yang digunakan salah maka akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik.

Hemat penulis, pembangunan yang efektif dan efisien itu merupakan harapan dari semua orang. Akan tetapi harapan yang di inginkan adalah bagaimana proses pembangunan tersebut didasarkan pada kepentingan bersama dan pendapat orang lain walaupun mereka adalah orang kecil akan tetapi mereka merupakan bagian dari kita semua. Kitab Suci sebagai sumber iman dan pedoman hidup Gereja khususnya dalam Kejadian 2:15 ” Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden  untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat alam dan seluruh isinya.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More