Ketika SG Institute dan Perennial Institute Perkuat Literasi Jurnalistik, Kewirausahaan dan Digital di Lingkungan Seminari dan Perguruan Tinggi Sedaratan Flores

Oleh Walburgus Abulat (Wartawan Senior dan Pegiat Literasi)

Di Seminari Maria BSB Maumere. (Dari kanan ke kir) Dr. Mantovanny Tapung, S Fil, M.Pd; Direktur SG institute Stefanus Gandi, Praeses Seminari Maria BSB, RD. Raymond Minggu, S.Fil, M.Pd saat kegiatan Literasi, Kewirausahaan, dan Digital, Senin (24/1/22). Foto Istimewa

 

Stefanus Gandi mengakui bahwa membaca dan menulis, tentunya menjadi pemahaman umum tentang literasi. “Akan tetapi dalam perkembangannya, paham itu lebih daripada dibandingkan dengan melek huruf. Ia menjadi bagian penting dari proses intelektual untuk beradaptasi dengan kemajuan.

Pandangan dominan di dunia pendidikan menyatakan bahwa literasi merupakan alat untuk mencerdaskan bangsa dan mengubah tatanan sosial menjadi lebih modern. Masyarakat dengan budaya literasi yang baik
merupakan masyarakat yang mengembangkan kemajuan,” katanya.

Sebagai contoh, lanjutnya, negara Jepang dan Jerman yang terkenal dengan budaya literasinya yang tinggi. “Kedua negara tersebut merupakan negara maju yang penuh dengan inovasi dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Apa realitas yang terjadi di Indonesia atau NTT khususnya?” tanyanya retoris.

BACA JUGA:
Pemilu dan Aksesibilitas Difabel
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More