Inovasi Pembelajaran: Mewujudkan Potensi Siswa Melalui Penerapan Kurikulum Merdeka
Oleh Hans Chandra, Guru Penggerak & Co Kapten Belajar.id NTT
Solusi untuk Mengatasi Tantangan Perubahan Pola Pikir meliputi Pertama Sosialisasi intensif mengenai tujuan dan manfaat Kurikulum Merdeka. Pemerintah dan sekolah perlu mengadakan sosialisasi secara teratur kepada orang tua, siswa, dan guru mengenai perubahan pola pikir yang diperlukan dalam Kurikulum Merdeka, termasuk pentingnya pembelajaran berbasis kompetensi, kreativitas, dan keterampilan hidup dibandingkan dengan pendekatan hafalan.Kedua Menyediakan contoh keberhasilan.Sekolah-sekolah yang berhasil mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dapat dijadikan model untuk menunjukkan dampak positif dari perubahan ini, baik dalam aspek pembelajaran siswa maupun dalam peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.Ketiga Dukungan psikososial untuk guru dan siswa. Transisi ke pendekatan baru ini mungkin memerlukan dukungan psikologis dan sosial, terutama untuk guru dan siswa yang menghadapi tantangan dalam penyesuaian. Pusat konseling atau sesi diskusi bisa disediakan untuk mendukung mereka dalam memahami dan menerima perubahan tersebut.
- Evaluasi dan Penilaian yang Holistik
Kurikulum Merdeka menekankan pada evaluasi yang lebih holistik dan beragam, termasuk penilaian berbasis projek dan penilaian formatif. Namun, ini dapat menjadi tantangan karenaPertama Guru masih terbiasa dengan penilaian berbasis ujian. Banyak guru yang terbiasa menilai siswa hanya berdasarkan ujian tertulis. Pergeseran ke penilaian berbasis proyek memerlukan perubahan besar dalam cara guru mengukur keberhasilan siswa.Kedua Kesulitan dalam mengukur keterampilan non-akademis. Penilaian keterampilan seperti kreativitas, kolaborasi, dan problem-solving memerlukan instrumen penilaian yang berbeda dari penilaian akademis konvensional.