Kembali kepada lagu Desaku. Bisa jadi, dari pengalaman – pengalaman empirikal yang terbangun secara eksistensial akan situasi desa, menjadi titik picu refleksi bagi seorang L. Manik untuk menuang gagaskannya dalam sebuah lagu yang sangat reflektif. Ada hal menarik yang secara tersirat digagaskan L. Manik : mencintai desa yang bermakna menemukan spirit kehidupan desa sebagai titik mula dan penyokong roda pembangunan bangsa. Sebab, desa dengan segala orisinalitasnya adalah ” daya ” yang memberi hidup bagi kehidupan. Dengan segala kemampuan sumber daya alamnya yang memadai, desa dapat menjadi penopang bagi kehidupan banyak orang. Dengan potensi – potensi alamiah yang dimiliki, desa menjadi sentra kemapanan dan kedaulatan secara ekonomi bagi warganya.
Fakta lain, desa adalah sebuah locus ( tempat ) yang selalu menghadirkan rasa kenyamanan bagi siapa pun yang menempatinya. Situasi persatuan, persaudaraan, kekeluargaan dan kekerabatan yang sangat tinggi selalu menjanjikan dan menjadi ” ruang ” yang layak bagi perdamaian. Sebab apa ? Secara karakteristik, masyarakat desa selalu ditandai dengan ciri fraternitas ( persaudaraan ) dan communio ( kebersamaan ) yang melekat padanya. Maka, L. Manik benar : ” desaku……tak mudah bercerai “.
Thank for the information, please visit
VisitUs
Siapa sosok di balik lagu Desaku ?
Siapa sosok di balik lagu Desaku ?
good
thanks