Dia menjangkau daerah-daerah yang jauh dan terpencil, menemui bukan hanya orang-orang baru, tetapi mereka sendiri benar-benar baru perihal ajaran-ajaran iman katolik tentang adanya harapan akan kehidupan kekal setelah hidup di dunia berakhir, Allah yang mahakuasa adalah Pencipta yang agung, sumber segala ciptaan.
Dengan kesabaran, kerendahan hati dan keramahan yang menjadi cirikhasnya, Yosef Freinademetz mengerahkan segala daya upaya agar mereka dapat mengerti apa yang diajarkannya. Dia menyusun kotbah-kotbahnya dan menyampaikan dengan bahasa yang sederhana disertai perumpamaan-perumpamaan dan ilustrasi.
Lebih dari itu, Yosef Freinademetz, berkat penguasaan bahasanya yang sempurna, dengan bantuan para misionaris lainnya menyusun buku katekismus dalam bahasa Cina. Tentang kefasihannya berbahasa Cina, Freinademetz mendapat pujian yang tulus dari orang-orang Cina.
“Memang luar biasa. Dia berbicara seperti seorang dari kami sendiri. Kalau mendengarnya berkotbah, tanpa melihatnya sendiri, orang tidak percaya bahwa seorang asing yang berbicara,” demikian kesaksian mereka.