
Bruder Paulus memberi kesaksian tentang hal ini. “Di depan tabernakel dia tidak jemu-jemunya merenungkan cinta Penebus dalam Ekaristi dan mengucap syukur, memuji dan menyampaikan permohonan-permohonan. Di sini dia menimba kekuatan yang tak habis-habisnya untuk pekerjaannya dan semangatnya demi melayani Kerajaan Allah.”
Inilah warisan Freinademetz yang dapat menginspirasi segenap kaum beriman terlebih generasi muda yang secara potensial terpanggil untuk menjadi misionaris dengan mengabdikan dirinya bagi kejayaan Kerajaan Allah.
Dengan kata lain, kita dapat belajar dari Yosef Freinademetz yang telah mendedikasikan hidupnya hanya untuk misi. Ini pula yang diharapkan Freinademetz yang terungkap dalam kata-katanya kepada para konfraternya.
“Menjadi misionaris dan tidak dibakar oleh semangat untuk kemuliaan Allah adalah lebih hina daripada sifat seorang pengecut, yang tidak mencintai rajanya, lebih rendah daripada sifat seorang anak yang tidak mengasihi ibunya.”
Penutup
Para kudus adalah mereka yang secara radikal, militan mengikuti dan menghayati panggilan Allah dalam semangat injil. Mereka memilih jalan yang tidak biasa-biasa saja. Artinya jalan yang tidak biasa dilewati oleh orang-orang pada umumnya yakni yang gampang, instan, yang bebas dari hambatan apa pun.