Tiga Putera Tanah Leraboleng  Rayakan Bersama Syukuran Imamat

Oleh: Yosep Bala Makin, S.Pd

Dari kondisi riil, fisik yang diceritakan itu akhirnya beralih kepada hal yang bersifat spiritual. Bahwa seorang pelayan yang dipanggil Tuhan dan yang bersedia mengabdikan diri untuk Tuhan harus selalu dekat dengan umatnya. Dekat dengan umat untuk dapat mengalami dan merasakan apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh umat. Dekat dengan umat dalam arti ada waktu untuk mengunjungi umat dan mendengarkan umat yang dilayani.

Berkomunikasi dan berbicara  dengan umat supaya bisa mendengarkan kesulitan. Dalam hal ini dibutuhkan telinga batiniah. Kita memanfaatkan telinga untuk mendengarkan banyak hal yang baik dan tidak baik. Yang baik kita abaikan dengan tidak bersedia mendengarkan. Telinga batiniah kita seolah sudah kepeke, tidak terbuka hati untuk mendengarkan dengan baik. Bahkan lebih parah lagi terlalu kepeke, mendengar tetapi seolah-olah tidak mendengarkan. Melihat tetapi seolah-olah rabun untuk melihat kondisi riil yang sedang dialami dan dirasakan umat. Telinga seorang yang terpanggil boleh semakin menurun tetapi telinga batiniahnya harus semakin tajam. Ketajaman telinga batiniah seorang pelayan Tuhan dalam panggilan sebagai imam harus tetap terjaga baik agar umat yang dilayani semakin mengalami Tuhan yang dekat dengan umatnya.

BACA JUGA:
TA ON DUC ME
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More