Jusuf dari Arimathea [catatan Juma’t Agung 2022]

Oleh: Bernadinus Steni

BEBERAPA tokoh yang disebut dalam tahun-tahun penting pelayanan Yesus hanya disebutkan dalam salah satu momen. Lazarus, misalnya. Ia hanya diceritakan dalam satu bab tentang mujizat kebangkitannya. Demikian halnya dengan Jusuf, ayahanda Yesus.

Ia hanya muncul pada awal kehidupan Yesus. Segera sesudahnya, tokoh-tokoh itu benar-benar lenyap. Bisa dipahami, karena teknik penulisan Kitab Suci adalah mengambil momen-momen istimewa dalam pelayanan Yesus untuk disatukan lalu diketengahkan kembali sebagai pembelaan bahwa Yesus bukan manusia biasa.

Ia adalah Mesias. Ia adalah Putra Allah. Ia adalah janji yang sudah ditunggu-tunggu dari generasi ke generasi. Teknik penulisan semacam itu biasanya absen dari narasi biasa sehari-hari.

Ada satu tokoh yang juga muncul sekali dalam narasi keselamatan Yesus. Ia tampil bukan pada momen biasa seperti saat Yesus menyampaikan ajaran ini dan itu yang umumnya diserbu ribuan orang.

Tidak pula saat perjamuan yang dijejali ribuan orang lapar yang berharap rokok makan gratis. Jusuf juga tidak nongol pada salah satu atau beberapa dari cerita mujizat Yesus. Jauh dari semua peristiwa hebat itu, Yusuf justru secara luar biasa tampil pada momen antiklimas, yakni pemakaman Yesus.

BACA JUGA:
Berziarah Dalam Cahaya Injil
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More