Tiga Putera Tanah Leraboleng Rayakan Bersama Syukuran Imamat
Oleh: Yosep Bala Makin, S.Pd
Bapak Uskup Larantuka, Fransiskus Kopong Kung, Pr sebagai selebran utama perayaan syukuran imamat sekaligus sebagai pengkhotbah. Dalam khotbahnya, Bapak uskup memulai dengan cerita. Cerita mengenai kondisi fisik yubilaris yang semakin tua dan yang lain sudah berusia tua. Tandanya, sebagian alat indera manusia pun semakin lemah dan tidak berfungsi maksimal. Tentu saja beliau cukup mengenal ketiga yubilaris. Beliau sendiri mengalami yubilaris tertua semakin tua pula indera pendengarannya.
Yubilaris tertua hanya bisa mendengar dengan baik bila duduk lebih dekat, rapat sedikit sehingga isi bicara dapat ditangkap dengan baik pula. Dengan gaya mini lelucon antara bapak uskup dengan yubilaris tertua, ”Apakah Romo Herman tidak mendengarkan kata-kata saya?” Jawaban polos sekaligus jujur sesuai kondisi riilnya, ”kepeke” (bahasa lamaholot), telinga sudah tidak lagi berfungsi maksimal. Bila berbicara suara harus lebih vorte dan posisi duduk harus lebih dekat supaya komunikasi bisa berjalan baik dan lancar. Di samping telinga, mata pun mulai rabun dengan bertambahnya usia manusia. Tidak cukup jelas melihat sesuatu apalagi objek yang dilihat terlalu jauh.