Rekoleksi Guru Beragama Katolik : ”Guru Obor dunia Pariwisata Holistik “
Oleh: Fransiskus Ndejeng
Pariwisata Holistik meliputi kepentingan sosial budaya, antropologi, sosiologis, ekonomi, dan hubungan antar agama. Pastoral Keuskupan Ruteng bukan hal baru, dijalankan sejak 1964, ketika dicetuskan Konsili vatikan 2; didukung oleh seruhan Paus Yohanes II, pariwisata mempertahankan harkat dan martabat manusia secara utuh. Penekanan pariwisata holistik dibidang pariwisata “budaya” di keuskupan Ruteng melalui pembentukan Komisi khusus tentang masalah Budaya keuskupan Ruteng. Gereja terlibat dan berkarya di dalamnya secara holistik dan terintegral dalam kehidupan manusia secara holistik. Mengawal dan melestarikan nilai-nilai kemandirian dan menjaga/ merawat martabat manusia, dan melestarikan nilai nilai yang baik dan positip di tengah mayarakat dan bangsa. Terutama di keuskupan Ruteng, yang meliputi 89 wilayah paroki Al dan empat wilayah Kevikepan( Ruteng, Borong, Reo dan Labuan Bajo). Di semua lembaga pendidikan dan kelompok Kategorial umat agar menjalankan Pastoral pariwisata holistik sebagai obor dalam kaitan dengan tupoksi profesional. Tugas guru sebagai profetis, yaitu humanisasi dan transformasi pendidikan, teologi pembebasan, dalam arti dimana orang dibawa ke dalam nilai kebenaran,” “nilai perubahan” dan” nilai transendental”. Proses pendidikan yang berintegrasi dan bersifat tematis dalam seluruh mata pelajaran di sekolah. Di dalam kurikulum yang meliputi , koognitif, afektif dan psikomotorik, dan spiritual. Secara holistik, tidak bisa dilihat dari salah satu sisi saja. Antara lain; dilihat dari tiga dimensi kehidupan, yaitu “kesadaran “, “kompetensi” dan komplikation.