
Siapakah engkau sahabat kematian
Merenggut saudara kami ketika jago berkokok pagi
hari dan azan mesjid membentur pelupuk mata?
Engkau datang dalam sunyi
Menjemputnya dalam baring yang letih di
ranjang sakit.
Kami hanya meratapmu dari jauh.
Iya.
Dari kejauhan.
Tetapi selalu jatuh di hati
di tatapan
Di sapaan
Di kamar makan
Di ruang rekreasi main kartu
Di kapela dengan kotbahmu yang sangat alkitabiah.
Dan asap rokokmu itu bagai kemenyan mengasapi
langit kudus saat engkau kembali.
Kami teringat retreatmu yang terakhir di Oktober silam: 2020
“Apakah Saya Bahagia?”
Bahagia menjadi imam?
Bahagia menjadi SVD?
Bahagia dalam pelayanan?
Bahagia menjadi manusia?
Haruslah bahagia.
Juga engkau ke sana dalam sayap sabda bahagia!
Mangkatmu dibalut ratap pilu – sendu dalam kabut
dingin menyapa jagat ubun Serikat Sabda Allah.
Kami menyapamu dengan rintik air mata
Yang berderai
Yang terakhir
Berderai dan tak enggan henti.