Perayaan syukur Pancawindu imamat dirayakan dengan meriah dan bernuansa budaya: Bajawa dan Manggarai. Lagu dan tarian liturgis dalam perayaan syukur imamat 40 tahun memberikan kesan sungguh meriah untuk memuliakan Tuhan yang sungguh mengenalnya, dia dipanggil dan diutus, atau dengan kutipan Mazmur sebagai motto tahbisan yubilaris, ”Semuanya telah Engkau Ketahui” (Mzm: 139).
Motto tahbisan yang dinilai pengkhotbah, sangat puitis, musikal, dan religius ini telah menjadi inspirasi hidup dan kekuatan dalam perjalanan imamat yubilaris. Sebuah keyakinan iman yang hidup selama 40 tahun sebagai imam dan misionaris dalam berkarya dan bermisi. Yubilaris menyadari dan menghayati sungguh bahwa selama 40 tahun imam Dia mahatahu terhadap semuanya, terhadap kelebihan dan kelemahan; terhadap kerapuhan dengan segala kejayaan. Bahkan Dialah yang mengenal lebih baik, mahatahu sejak dari semula.
Perayaan syukur Pancawindu imamat sungguh bernuansa budaya sesuai tempat asal dan tempat perutusannya. Maka ada tampilan perpanduan dua budaya, dari mana sang yubilaris berasal dan ke tempat mana sang yubilaris pernah diutus dan berkarya. Lagu-lagu dalam perayaan ekaristi kudus didominasi bahasa Bajawa yang dilantunkan dengan suara indah oleh kelompok frater novis dari Novisiat Sang Sabda Kuwu. Semuanya menambah khusuknya perayaan syukur 40 tahun imamat.