Mosa Su Soda – Daki Penggi Seki: Sebuah Perspektif Tentang Pemimpin Terpilih (Memaknai Pelantikan Kepala Daerah 2025)
Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil. Asal Nagekeo, Tinggal di Maumere
Sedangkan “su soda/su sola” dan “penggi seki” adalah kata majemuk yang memiliki kemiripan pengertian. “Su” artinya sorongkan, sisipkan atau selipkan dengan sesuatu. “Soda atau sola” artinya gagang, pemegang. “Su soda/su sola” berarti dipasang atau disisipkan dengan sesuatu agar bisa dijadikan pegangan sehingga dapat difungsikan, dimanfaatkan dengan baik. Misalnya “Su sola/soda tambi”: dipasang dengan gagang agar isi pacul bisa difungsikan atau “su sola/soda tumba”: dipasangkan dengan gagang agar isi tombak bisa berfungsi dengan baik sebagai pegangan.
“Penggi” artinya pasang atau sematkan dan “seki” artinya gagang, pemegang, misalnya, “penggi seki topo”: parang dipasang dengan gagangnya agar bisa digunakan dengan baik. Jadi “penggi seki” artinya dipasang dengan sesuatu agar bisa dijadikan pegangan dan berfungsi dengan baik.
Dalam konteks pemimpin atau kepemimpinan “mosa su soda – daki penggi seki” memiliki filosofi tersendiri dalam pemahaman masyarakat Nagekeo. Bahwa yang terpilih dan dilantik sebagai kepala daerah adalah mereka yang dipasangkan, disematkan dengan mandat atau yang dipercayakan untuk memegang dan melaksanakan mandat masyarakat dengan sebaik mungkin dan sebagaimana mestinya.