Meski Pandemi Covid-19, Gereja Katolik Mongolia Siap Merayakan Paskah Dengan Penuh Cinta
Uskup Marengo berkata, “Kami merasa seperti berada dalam situasi yang dijelaskan oleh Kisah Para Rasul justru karena kami masih di awal, pada tahap pertama pewartaan Injil, dalam struktur sosial yang memiliki referensi religius lain.
”Meski ada tantangan, katanya, namun sangat menarik, “mengingat jumlah yang kecil, sungguh menakjubkan dapat secara pribadi menemani umat beriman ini dalam penemuan Injil, Tuhan. Sukacita yang luar biasa bisa menemukan diri sendiri sebagai saudara di dalam Kristus, ” katanya.
Agama Katolik dilaporkan diperkenalkan di Mongolia pada abad ke-13 selama kekaisaran Mongol tetapi mati dengan jatuhnya Dinasti Yuan pada tahun 1368.
Aktivitas misionaris baru dimulai setelah Perang Candu Kedua pada pertengahan abad ke-19. Sebuah misi didirikan untuk Mongolia Luar, memberikan Mongolia yurisdiksi Katolik pertamanya, tetapi misi itu berhenti berfungsi dalam waktu satu tahun ketika rezim Komunis berkuasa.
Gereja yang bangkit kembali
Dengan diperkenalkannya demokrasi pada tahun 1991, misionaris Katolik mulai kembali untuk membangun kembali Gereja dari awal.