Dosen dan Mahasiswa STFK Ledalero Soroti Praktik Kebebasan Beragama dan HAM di Indonesia

Sedangkan Dr. Wilhelm Djulei Conterius pada kesempatan ini menyebut fakta ketakutan pada keluarga korban Gerakan 30 S PKI sehingga mereka selalu mengalami ketidak-bebasan. Sementara perwakilan mahasiswa Edy Soge menegaskan bahwa kebebasan itu merupakan hak setiap manusia, apa pun agamanya.

Dosen dan Mahasiswa STFK Ledalero Soroti Praktik Kebebasan Beragama dan HAM di Indonesia

Dr. Zainal Abidin Bagir (via zoom) dari Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Indonesian Consortium for Religious Studies sedang membawakan materi bertema “Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia: Tantangan dan Beberapa Agenda Pengembangan,” di Aula Santo Thomas Aquinas Ledalero, Jumat (4/3/2022). Foto Walburgus Abulat

 

Agama Bukan Pendukung Utama HAM

Menjawab pertanyaan para dosen dan mahasiswa STFK Ledalero, Prof.  Dr. F.X. Eko Armada Riyanto antara lain menjelaskan bahwa ia secara pribadi berpendapat bahwa belum  ada kebebasan beragama di Indonesia dan agama bukan pendukung utama HAM.

Prof. Armada menyebut beberapa contoh kasus yang menggambarkan belum adanya kebebasan beragama di Indonesia misal ada kelompok tertentu yang masih mempersoalkan penguburan jenazah karena alasan agama yang dianutnya, masih adanya penindasan kepada kelompok tertentu dengan alasan agama, dan beberapa perilaku yang menunjukkan salah mempraktikan kebebasan beragama lainnya.

BACA JUGA:
Kunjungi Selandia Baru, Wapres Ma'ruf Lakukan Ini
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More