Diksi “Baik” Dalam  Figur Seorang Gembala

Oleh: Apoloninus Anas (Direktur LBKP U-Geninus Kefamenanu)

Sakramen pernikahan tidak boleh diterima oleh kaum tertabis atau biarawan biarawati. Itu kekhasannya. Tujuannya agar lebih mengutamakan kehendak dan panggilan Yesus sebagai gembala utama dalam seluruh pewartaan iman dan sabdaNya. Kemasan hidup selibat terlaksana secara utuh dalam tiga bentuk kaul. Kemiskinan, ketaatan dan kemurnian.

“Eksegese dan Insegese Kata “Baik”

Perayaan hari ini merujuk pada bacaan Injil tentang Gembala Yang Baik. Yesus  adalah Gembala yang Baik. Itu dikatakanNya ketika Dia berada di hadapan para murid  dan orang Farisi. Yesus tidak menggunakan kata  “terbaik dan yang  paling baik” di hadapan mereka. Sebab kata baik itu adalah kata sifat yang bisa dikomparasikan. Kata sifat hanya dilekatkan pada kata benda (Noun).

Dalam Bahasa Inggris misalnya, ada  Comparasion Degree atau Tingkat perbandingan. Kata sifat dibedakan dalam tiga bentuk yaitu Normal, Comparative dan Superlatif.  Yesus tidak menggunakan kata terbaik atau paling baik. Ia memilih yang normal dan memang pilihan kata “baik” yang disampaikan Yesus sebagai kata yang pas dan sesuai standar manusia yang tidak mengedepankan superioritas secara langsung.  Namun superioritasnya terletak pada kekhasan dan kekhususan karakter gembala yang baik itu dalam  sebuah pengahyatan dan laku hidup.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More