Dari Kapur ke Klik: Bagaimana Teknologi Mengubah Paradigma Pendidikan Global (Bag.II)

Oleh: Hans Chandra, Guru Penggerak & Aktor Awan Penggerak

 

Menurut laporan UNICEF tahun 2020, lebih dari 463 juta anak di seluruh dunia tidak dapat mengakses pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 karena keterbatasan teknologi dan infrastruktur. Di Indonesia, kesenjangan ini juga terlihat jelas. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa sekitar 12.548 desa di Indonesia belum terjangkau akses internet yang memadai, terutama di wilayah Papua dan Maluku. Hal ini menempatkan ribuan siswa di daerah-daerah tersebut pada posisi yang sangat sulit, karena mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh yang menggunakan platform daring.

 

Kesenjangan digital ini menciptakan ketidaksetaraan dalam kualitas pendidikan. Siswa yang memiliki akses ke perangkat dan internet akan lebih mampu beradaptasi dengan model pembelajaran berbasis teknologi, sementara siswa yang tidak memiliki akses yang sama akan tertinggal jauh. Ini adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk mengembangkan solusi yang merata dan inklusif.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More