Bersilat Kata dan Cinta Uang

Kedua, cinta uang menyiksa diri

Para pejabat kejaksaan dan Kepolisian yang diduga terlibat dalam mengatur upaya pelarian Djoko Tjandra merupakan contoh bahwa uang dapat merupakan biang kerok perhambaan yang memenjarakan kebebasan diri. Cinta uang bikin manusia tidak merdeka. Akibat nyatanya pun nampak. Dalam kasus Djoko, pejabat yang diduga terlibat harus kehilangan jabatan dan mendekam di balik jeruji besi. Padahal, melalui jabatan tersebut, mereka bisa menjadi pembawa warta kebaikan bagi keluarga dan sesama.

Jika dikaitkan dengan tipe kecerdasan manusia, cinta uang dan berhamba pada uang masuk kategori kecerdasan vegetatif. Masih dalam buku yang sama, Porat Antonius menjelaskan bahwa otak vegetatif menduduki strata paling bawah dalam struktur otak manusia yang secara umum berfungsi menopang tubuh dan tengkorak dan menopang hidup manusia sebagai organisme. Sebagai manusia yang menempati kasta terendah dia cenderung pemalas, rakus, tidak peduli sesama dan lingkungan. Prinsipnya ASK (asal saya kenyang) yang lain susah bukanlah prioritas utama. Manusia seperti ini lazim muncul dalam diri oknum koruptor yang pemalas, tidak mau susah, dan mata duitan. Celakanya lagi jika mereka diduga berasal dari oknum penegak hukum. Hal tersebut tentunya menjadi terror bagi penegakan hukum yang berkeadilan karena penegak hukum harusnya menjadi pionir penegakan hukum yang beritegritas bukan pelopor kejahatan.

BACA JUGA:
Pancasila dan Budaya Manggarai, Falsafah Hidup Penghuni Bumi Nuca Lale (Bagian I)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More