Agama dan Kemanusiaan

Penting menyadari dan menumbuhkan sikap dan perilaku hidup beragama yang manusiawi kepada sesama karena, sebagaimana dikatakan Benyamin Franklin, jika manusia masih tetap jahat  dengan adanya agama, bagaimana lagi jika tidak ada agama?  Dengan memberi pernyataan demikian tegas, ahli fisika Amerika ini ingin mengukuhkan adigium bahwa agama haruslah melahirkan kemanusiaan dan membentuk para pemeluknya  untuk bertumbuh semakin manusiawi.

Rasanya eksistensi agama, sebagai jalan untuk semakin memanusiakan manusia itulah, yang membuat  Yesus tak mau turun ke dunia dengan kuasa, melainkan melewati misi-Nya melalui jalan bapa Abraham dan Daud, sebagaimana diwartakan dalam Pesta Kelahiran Bunda Maria, hari Selasa yang silam.  Menyelami silsilah panjang 3 x 14 generasi, dari Abraham sampai ke Yesus itu, kita dibuat terhenyak, karena  ternyata tidak hanya orang-orang saleh yang diorbitkan Matius, melainkan pula orang-orang berdosa.  Dengan mengorbitkan silsilah orang-orang yang tak melulu saleh, sebagai bagian dari jalan lintas misi Yesus menuju penebusan manusia, mata serta telinga dibuka dan budi kita disadarkan bahwa Allah tidak mencampakkan orang-orang berdosa, melainkan begitu menghormati sekaligus menjadikan daya batas manusia untuk mewujudkan cinta dan keselamatan-Nya yang tak terbatas. Cinta dan keselamatan Allah yang tak terbatas itu, yang akan men-jungkirbalikkan dan memperbaharui cara pandang manusia atas sesamanya, sehingga semua manusia memiliki daya tawar yang sama di hadapan Allah.

BACA JUGA:
Berziarah Dalam Cahaya Injil
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More