Gerimis di kota tua adalah kumpulan puisi karya pertama dari seorang anak muda asal Tanjung Bunga, Flores Timur, NTT. Dia adalah Yolan Tukan.
Yolan Tukan merupakan salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Makasar. Puisi yang ditulisnya ini, tentunya menambah warna baru dalam dunia perpuisian Indonesia.
Hadirnya tunas muda ini tentunya menjadi angin segar bagi perkembangan kesusastraan Indonesia dan terkhususnya masa depan puisi di Nusa Tenggara Timur, yang belakangan kurang mendapatkan tempat di hati kaum muda yang lebih menggandrungi drama Korea.
Gerimis di Kota Tua, begitu judul buku kumpulan pusinya. Buku kumpulan puisi ini memiliki warna baru. Hal tersebut, terletak pada narasi puitis yang dibangun penulis dari hal-hal sederhana dalam lingkup kebudyaan masyarakat Lamaholot.
Yolan Tukan memunculkan pilihan kata yang menampakkan identitas dirinya, seperti kata Ina, Ama, dan kebarek.
Lamaholot menjadi pilihan penulis dalam puisinya, ini tentunya tidak terlepas dari latar belakang penulis yang merupakan salah satu anak daerah. Sebagai putri lewo tanah, Yolan Tukan memiliki sebuah kesadaran diri dan tanggung jawab untuk melihat dan menggali tanahnya, sebagai ibu tempat berpulang dan merindu di zaman yang gelisah.