
Tengok Diversifikasi Pangan di NTT, Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Sorgum
Oleh Putut Trihusodo (Penulis Indonesia.go.id)
Sebagai komoditas serealia, pamor sorgum kurang mentereng. Produksinya di bawah gandum, padi, jagung, dan barley. Produsen terbesarnya adalah Amerika Serikat, yang memanfaatkannya sebagai pakan ternak karena kadar proteinnya yang tinggi. Produktivitas sorgum di Amerika rata-rata 3,6 ton per ha per musim. Umur sorgum sekitar 100–110 hari.
Di Indonesia, produksi sorgum tidak besar. Sentra produksnya hanya di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, NTB, dan NTT. Produksi seluruhnya diperkirakan tidak lebih dari 10 ribu ton. Terpaut jauh dari gabah yang bisa mencapai 52 juta ton dan jagung yang 14 juta ton/tahun. Produktivitas sorgum di kebun rakyat pun rata-rata 1,2–1,3 ton per ha.
Namun, potensinya besar. Kementerian Pertanian telah menyediakan sejumlah varietas unggul dan berumur pendek (genjah) 90–100 hari. Sebut saja, misalnya, varietas Bioguma I, Bioguma 2, Bioguma 3, varietas Super 1, 2, dan beberapa lainnya. Dalam kondisi yang serba optimal di kebun percobaaan Balitbang Pertanian, kebun sorgum bisa menghasilkan 9 ton per hektare. Biomassa yang dihasilkan 45–50 ton, seperti daun, batang, pucuk, dan akar, yang sebagian bisa digunakan untuk pakan ternak.