
Tengok Diversifikasi Pangan di NTT, Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Sorgum
Oleh Putut Trihusodo (Penulis Indonesia.go.id)
Biji sorgum bentuknya cenderung bulat dengan kulit sekam di bagian luar, mirip gabah. Seperti biji sereal dari famili padi-padian, sorgum juga multiguna. Dengan pengolahan sederhana, sorgum bisa menjadi beras sorgum pengganti nasi, dimasak menjadi bubur, digiling menjadi tepung roti, tepung, kue, hingga sirup.
Presiden Jokowi berharap, tepung sorgum itu bisa diolah untuk mensubtitusi (setidaknya sebagian) tepung gandum (terigu) yang sepenuhnya diimpor. Maka, ia berharap agar kepala-kepala daerah di NTT bisa membuat pemetaan pada wilayah masing-masing dan menentukan area yang cocok untuk budi daya sorgum. Pendek kata, Presiden Jokowi mendorong agar para kepala daerah menggelorakan semangat untuk produksi sorgum.
Potensi Besar
Di Indonesia sorgum relatif baru dibanding jagung. Tanaman sorgum baru diintroduksi ke Nusantara tahun 1925. Benihnya didatangkan dari Mesir, tempat ia dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu. Asal sorgum sendiri dari Etiopia. Dari Mesir ia menyebar ke seluruh dunia.
Sorgum mudah beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan, termasuk di daerah kering dan kurang subur. Di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo, 2020, dibuktikan bahwa kebutuhan sorgum akan air hanya 1/3 dibanding tanaman tebu, dan 1/2 dari jagung.