Sekali lagi kita pun diajak untuk menebak. Bisa salah. Benar, belum tentu. Kita paham bahwa maksud kalimat itu nanti tidak untuk sebuah peristiwa kecelakaan yang akan menimpahnya.
Secara sederhana: siapa yang dengan berani mengundang musibah, kecelakaan itu datang menimpah dirinya, sementara dia mengerti bahwa setiap kata memiliki daya magis/gaib?
Ada risikonya. Semuanya serba misterius. Sampai dengan saat ini pun masih misterius. Tak seorang pun bisa membuktikan kesesuaian kalimat yang diucapkan VA dengan peristiwa naas, kecelakaan tragis yang menimpahnya hingga merenggut nyawanya dan suaminya, Febri Andriansyah.
Kita hanya bisa menebak sebagaimana VA mengajak kita menebak tujuan keberangkatannya. Semua manusia masih dalam perjalanan. Sebatas menebak.
Tebakan kita entah benar atau entah salah pun tidak akan bisa dibuktikan dengan ilmu modern sekali pun. Perjalanan belum tiba di tujuannya.
Kita semua yakin bahwa semua tebakan teman-temanya yang paling dekat pun dapat salah besar. Karena tebakannya tidak sampai menyentuh peristiwa musibah besar itu dan sama sekali tidak ada bayangan seperti itu apalagi akan bermaksud seperti itu.