Tasbih Rosario Brigjen Anton Enga  

Oleh: Poya Hobamatan

Mempertautkan  tasbih Rosario bapa Anton itu, dengan kisah hidup yang ditayangkan serta kesaksian para yuniornya, yang saya ikuti dalam satu kesempatan, saya menjadi paham bahwa konsistensi dan credibilitas bapa Anton Enga yang memukau publik terlahir dari kedalaman spiritualitasnya. Ia polisi yang berspiritualitas, sehingga polisi baginya adalah panggilan profesi dan bukan sekedar  institusi untuk menyalurkan hasrat-hasrat primitive. Mungkin karena itulah, bagi saya, selain Jenderal Sugeng, sebagaimana dikatakan almahrum Gusdur, Anton Enga Tifaona adalah salah satu sosok polisi bermoral, yang dimiliki Indonesia. Ia tidak sekedar Katolik. Justru katolisitasnya ia sumbangkan demi memelihara agar warna Indonesia tidak  harus dan terus dicat dengan warna hitam oleh para abdinya.

Tasbih Rosario yang memancarkan spiritualitas bapa Anton Enga, sehingga membentuknya menjadi polisi yang sungguh professional, menyulut pula rasa bangga  akan tanah NTT. Ternyata di Nusa Tagal-Tagal, yang kurang dilirik orang, lahir orang-orang hebat,  bukan hanya kemampuan intelektual melainkan karena akal budi yang selalu dicahayai iman. Itulah karakter pendidikan tempo dulu, sehingga membentuk  para peserta didik sungguh bertindak dalam takaran moral dan berperilaku dalam tuntunan etik.

BACA JUGA:
Berziarah Dalam Cahaya Injil
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More