Protokol Kesehatan untuk Pariwisata Khusus  

“Protokol ini sudah disimulasikan di Citarik Sukabumi pada 17 – 18 Agustus 2020,” kata Adella.

Adella menjelaskan dengan penerapan simulasi protokol CHSE ini, diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada wisatawan untuk beraktivitas wisata minat khusus arung jeram.

“Sehingga penyebaran COVID-19 pada sektor pariwisata, khususnya wisata arung jeram dapat diminimalisir,” harapnya.

Ia memaparkan, beberapa protokol kesehatan yang disyaratkan dalan wisata arung jeram misalnya perahu dengan 3 thwart (penyangga di perahu) hanya boleh membawa 4 wisatawan plus pemandu, dengan thwart belakang dikosongkan. Penempatan peserta diatur sedemikian dengan memperhatikan jarak aman di dalam perahu.

Sebelumnya Kemenparekraf bekerja sama dengan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) memberikan bantuan perlengkapan aktivitas wisata Arung Jeram kepada operator arung jeram di seluruh Indonesia untuk mendukung persiapan Aktivitas Wisata Minat Khusus pada masa adaptasi kebiasaan baru. Bantuan perlengkapan itu juga sebagai bentuk dukungan untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sekaligus memberdayakan pelaku UMKM.

BACA JUGA:
Digital Berpotensi bagi Anak Muda NTB
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More