Penguatan Etika Berbahasa (Catatan Kecil di Hari Pendidikan Nasional)
Oleh : Alvares Keupung**
Tetapi, sampai pada titik ini perlu ada semacam koreksi atau introspeksi, apakah pendidikan kita benar – benar telah memberikan perubahan dan peradaban bagi tindak tutur dan laku bagi masyarakatnya ? Bahwa kita bangga telah berotonomi dalam dunia pendidikan pasca perjuangan Ki Hajar Dewantara, benar. Namun, membenah celah – celah yang malum, juga perlu. Ternyata, banyak elit intelektual kita dan tidak sedikit masyarakat kecil, terjebak dalam mal etika berbahasa. Persis di sinilah, tugas dari pendidikan kita perlu membangun otokritik.
Harus diakui secara jujur, bahwa jauh sebelum saat ini, kurikulum pendidikan kita aksentuasinya lebih kepada pemenuhan target kurikulum dan akademik. Yang karakter integritas, masih menjadi point yang berikutnya. Bercermin pada konteks ini dan fenomena barbaritas sarkais dalam komunikasi, saya berani katakan bahwa pendidikan kita mesti mempertajam penguatan etika berbahasa. Karena, tidak jarang etika berbahasa yang serampangan dapat membunuh karakter integritas serentak menimbulkan anomali relasi komunikasi sosial.