Penguatan Etika Berbahasa (Catatan Kecil di Hari Pendidikan Nasional)
Oleh : Alvares Keupung**
SELAMAT Hari Pendidikan Nasional (Indonesia). Alangkah bijaknya, di Hari Pendidikan Nasional (Indonesia) ini, kita mengambil waktu sejenak untuk merefleksikan sejauh mana peran pendidikan nasional bagi peradaban manusia Indonesia. Dan pada sisi lain, membingkai permenungan untuk menjumpai spirit perjuangan tokoh yang meletakan dasar pendidikan nasional bagi peradaban dan martabat bangsa. Secara pribadi, saya menemukan refleksi dan permenungan sebagai catatan kecil di Hari Pendidikan Nasional (Indonesia) ini : pada akhirnya, salah satu harapan untuk pendidikan kita, adalah mesti bermuara kepada penguatan etika terutama berbahasa.
Sampai kapan pun, pendidikan selalu diyakini sebagai garda terdepan perubahan dan peradaban bangsa manusia. Melalui pendidikan, manusia mencari yang paling hakiki untuk perubahan dan peradabannya, yaitu : kebenaran. Karena kebenaran menjadi titik akhir dari pencaharian dalam pendidikan, maka, output dari upaya – upaya dari pendidikan, tidak sekedar membentuk manusia cerdas secara intelektual, tetapi membentuk spiritualitas, karakter dan integritas. Pendidikan, yang oleh karena kebenaran membebaskan manusia dari keterasingan (alianasi) pada realitas, kegelapan dan kekosongan pengetahuan serta memerdekakan manusia dari keliaran – keliarannya yang tak teratur. Singkatnya, pendidikan membawa manusia kepada paradigma dan sikap yang baru ke dalam realitas absolut, yakni : kebenaran.