Mengapa Gereja Mati-Matian Miliki Nangahale?

Oleh P. Dr. Alexander Jabadu, SVD, Dosen IFTK Ledalero.

Masih lanjutan cuap-cuap soal tanah HGU (Hak Guna Usaha) Nangahale.

Sejak Minggu lalu banyak orang melontarkan pertanyaan macam-macam.

Antara lain: mengapa Gereja mati-matian pertahankan tanah Nangahale? Atau utk apa Gereja miliki tanah besar-besar seperti itu? Untuk Gereja berbisnis?

Bahkan beberapa pastor SVD yg sedang misionaris di luar negeri ikut juga bertanya, mengapa kita miliki tanah HGU Patiahu kalau memang tanah itu bermasalah? Tidak ada alternatif lain lagi kah untuk bisa hidup?

Nah, sebagai seorang yang studi teologi misi Gereja saya tanggapi sebisa saya.

***

 

Kalau kita perhatikan, dan kalau kita belajar sejarah masa lalu, sepak terjang karya misi Gereja dulu itu sangat diwarnai oleh ETOS (semangat, spirit) bangsa dari mana misionaris Gereja itu datang dari Eropa.

Serikat misi Gereja yang lahir di Spanyol dan Portugal misalnya sangat kuat devosi-devosi termasuk devosi kpd santu santu. Patung-patung didirikan di mana-mana. Sedangkan misi di bidang sosial ekonomi dgn beli tanah, buka sawah, buka sekolah tukang kayu, sekolah peternaka itu kurang dpt penekanan.

BACA JUGA:
Pemilu dan Aksesibilitas Difabel
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More