Mendidik, Bukan Menekan
Oleh Tarsisius Gantura, pegiat literasi dini & wartawan majalah anak CIA.

NAMANYA Bapak Bedi Sobata. Berasal dari Toraja. Pada 2010, ia menjabat sebagai kepala kurikulum di SMK 1, Boven Digul Papua. Awal kedatangannya ke Boven Digul, penuh kesulitan. Ia merasakan, rekan guru-gurunya di sekolah sulit sekali berbagi pikiran. Berdiskusi dengan sesama guru dihantui rasa takut. Rasa malu dan kurang percaya diri sangat menekan mereka.
Bila diminta untuk mengurus atau menangani suatu hal selalu dijawab tidak bisa. Betul-betul serba sulit. Bapak Bedi berpikir keras bagaimana caranya menaikkan rasa percaya diri rekan-rekan gurunya. Gurunya saja seperti itu kondisinya. Apalagi para siswa.
Para murid sangat bahagia ketika para guru kehabisan ide mengajar. Lebih bahagia lagi ketika para murid diperintahkan untuk keluar kelas. Membersihkan halaman, membetulkan pagar sekolah dan pekerjaan fisik lainnya. Aneka fasilitas terbengkalai karena sulit mengaktifkannya. Para siswa jurusan pertanian menghabiskan waktu di dalam kelas untuk mencatat. Jurusan bangunan hanya mengenal alat-alat. Jurusan elektro libur setiap awal semester. Situasi ini berlangsung selama selama 2 tahun, 2010-2012. Sejak Bapak Bedi datang ke sana.