Mencari Harapan di Kota: Tantangan Migrasi Masyarakat di Desa Welu-Cibal, Manggarai dalam Perspektif Keadilan Sosial

Oleh Betiana Ades, Mahasiswi Semester VII St. Sirilus Ruteng

 FENOMENA migrasi kelompok masyarakat dari Manggarai ke kota-kota lain, khususnya dari Desa Welu, Kecamatan Cibal semakin marak terjadi. Banyak orang muda, kepala keluarga bahkan seorang ibu rumah tangga dari daerah ini terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka karena alasan ekonomi, minimnya lapangan kerja, dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik di kota besar.

Meski migrasi dianggap sebagai solusi untuk keluar dari kemiskinan, langkah ini seringkali membawa masalah baru bagi para migran, baik di tempat asal maupun di kota tujuan.

Pertama, Migrasi dapat menyebabkan terputusnya ikatan sosial dalam keluarga. Banyak anak yang ditinggalkan, yang dapat memengaruhi perkembangan mereka.

Kedua, Perpindahan ini juga dapat mengakibatkan hilangnya nilai-nilai budaya lokal, karena generasi muda lebih terpapar dengan budaya perkotaan. Hal ini mengundang perhatian terhadap bagaimana kita seharusnya memandang dan merespons fenomena migrasi, terutama dalam kerangka Ajaran Sosial Gereja (ASG).

Pertama, penting untuk melihat akar masalah dari migrasi ini, yang umumnya berakar pada kurangnya akses terhadap pekerjaan dan peluang ekonomi di Manggarai. Daerah yang sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian seringkali dihadapkan pada masalah minimnya infrastruktur, modernisasi yang lambat, dan akses pasar yang terbatas. Dalam konteks ini, migrasi dianggap sebagai jalan keluar untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan memperbaiki taraf hidup keluarga. Namun, masalah muncul ketika migrasi tidak lagi menjadi pilihan, melainkan suatu keterpaksaan karena tidak ada alternatif lain.

BACA JUGA:
“Sada-Peda, Peda-Pani, Peda-Podo” dalam Tradisi Masyarakat Adat Woko Mbamo Kec. Nangaroro Kab. Nagekeo (Sebuah Tinjauan dan Perpektif Sosial Budaya)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More