Memelihara Citra Allah di Pasar Kehidupan

Ketika seseorang berkeras hati untuk terus tinggal dalam rasa dendam, maka rasa dendam itu bagai paku yang terus menancap, menusuk dan melukai hatinya.Dan bila ini terjadi, maka seluruh hidupnya hanya diwarnai oleh kepahitan, dihantui oleh perasaan sebagai orang yang dikorbankan, berpikir buruk untuk orang lain, menutup pintu hati untuk mengeluarkan beban sekaligus membuat sang musuh tak boleh masuk untuk menciptakan damai. Akibatnya seluruh dimensi diri seseorang, baik fisik, psikis dan spiritualnya mengeropos. Itulah sebabnya, kata mereka,  pengampunan adalah rahmat yang berdimensi ganda. Untuk diri sendiri sekaligus untuk sahabat yang terlanjur dianggap musuh. Sesuatu yang sudah diwanti-wanti Yesus sejak awal perutusan-Nya.

Ya! Dunia ini bagai sebuah pasar; titik temu penjual dan pembeli. Ketika ada keuntungan, persahabatan masih ditenun, saat dirasa ada kerugian, persahabatan mudah rusak. Tak ada persahabatan yang sejati. Sebab manusia yang melakoninya sering merasa nyaman dengan mentalitas bisnis itu.  Tak heran hidup manusia tak pernah steril dari konflik.

BACA JUGA:
Diksi "Baik" Dalam  Figur Seorang Gembala
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More