Memelihara Citra Allah di Pasar Kehidupan
Begitulah wajah Allah yang dihadirkan Yesus dalam pekan ini: Allah yang mahapengampun dan murah hati. Allah ini yang memancar dalam wajah Yesus. Begitu pengampun dan murah hati, sehingga Ia memilih mengurbankan Putra-Nya di salib sebagai taruhan final yang menyelamatkan manusia dari dosa; dari kuasa si jahat. Di salib itu, Allah yang mahatinggi dan mahakuasa merendahkan diri sebagai seorang hamba bahkan lebih dari sekedar hamba, menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai korban sekaligus jaminan penebusan, agar manusia dalam lumpur dosa diangkat ke atas menjadi anak Allah, kata St. Paulus, pada Pesta Salib Suci, hari Senin yang silam. Bukan hanya penyerahan diri-Nya. Di salib pula, Yesus menyerahkan bunda-Nya Maria, menjadi bunda kita, sebagaimana dilansir pada Peringatan Bunda Berdukacita, Selasa yang silam.
Begitulah Allah. Oleh kemahapengampunan dan kemurahan hati-Nya; dan demi masa depan keselamatan kita, Ia mempersembahkan Putra-Nya di kayu salib. Dan di salib lagi-lagi Yesus mempersembahkan bukan hanya Tubuh dan Darah-Nya, melainkan Bunda-Nya. Bukan hanya bunda-Nya, tetapi juga Bapa-Nya sebagaimana diajarkan-Nya dalam doa Bapa kami, juga Roh Kudus-Nya, sebagaimana dinyatakan dalam misteri Pentekosta. Semuanya karena kemahapengampunan dan kemahamurahan hati Allah, demi keselamatan manusia.