Membangun Dialog, Tanggung Jawab Gereja dalam Mengatasi Intoleransi Agama dan Budaya

Oleh Delsiana Nursanti Nene, Mahasiswi Semeter VII, Stipas St. Sirilus Ruteng

Melalui dialog, Gereja dapat mengatasi ketakutan yang sering kali menjadi penyebab intoleransi. Ketakutan terhadap yang “berbeda” seringkali mendorong masyarakat untuk bersikap defensif dan bahkan agresif terhadap kelompok lain. Gereja, melalui pendidikan dan komunikasi yang berbasis cinta kasih, dapat membantu mengubah ketakutan tersebut menjadi rasa ingin tahu dan penerimaan.Peran Gereja dalam Pendidikan dan Formasi Salah satu cara efektif Gereja dalam melawan intoleransi adalah dengan mendidik umatnya tentang pentingnya menghargai perbedaan. Gereja memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa umat Katolik diajarkan tentang nilai-nilai toleransi, hormat, dan cinta kasih sejak dini. Pendidikan ini bisa dilakukan melalui berbagai platform, mulai dari homili di gereja, hingga program-program pastoral yang mendukung kerukunan antaragama.Selain itu, Gereja juga perlu aktif dalam mengadvokasi kebijakan publik yang mempromosikan inklusivitas dan toleransi. Dalam masyarakat yang sering kali menghadapi perpecahan sosial akibat perbedaan agama dan budaya, Gereja dapat berdiri sebagai suara yang menuntut perlindungan bagi minoritas dan memastikan hak-hak semua kelompok diakui.

BACA JUGA:
Asal Omong - Nusantara Ibu Kota Negara Baru
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More