KemenPKP akan Bangun Rumah bagi Korban  Bencana Erupsi Gunung Lewotobi

Jakarta, Pojokbebas.com– Bencana erupsi Gunung Lewotobi, NTT,  mengakibatkan banyak warga kehilangan tempat tinggal. Pemerintah pun berencana membangun perumahan warga korban bencana tersebut.

Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (KemenPKP) akan membangun rumah para korban bencana. Menteri PKP Maruarar Sirait (Ara) mengungkapkan, dalam membangun rumah korban bencana, pihaknya akan melibatkan warga.

“Selain dari hasil pendataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk warga korban bencana yang akan direlokasi, juga harus ada dialog dengan warga calon penghuninya agar tepat sasaran,” kata MenPKP.

“Jangan sampai ada kejadian rumah yang sudah dibangun tidak dihuni,” kata menteri yang biasa disapa Ara  itu di Jakarta, Selasa (12/11).

Pelibatan warga, kata Ara,  bertujuan untuk memastikan rumah yang telah dibangun akan tepat sasaran dihuni oleh korban bencana.

Ara didampingi Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PKP Iwan Suprijanto melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto di Kantor BNPB, Jakarta.

Agar konstruksi dapat segera terlaksana, Ara meminta agar segera dilakukan pendataan agar ada kepastian titik dan jumlah rumah yang akan dibangun.

“Selain itu, juga segera disiapkan estimasi biaya pembangunan rumahnya beserta isinya. Pastikan juga stok bahan pembangunan rumahnya sudah siap, untuk besok kita laporkan saat rapat bersama Wakil Presiden,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Suharyanto mengatakan dari hasil pendataan sementara ada sekitar 2.700 unit rumah yang perlu dibangun untuk warga korban bencana yang akan direlokasi.

BACA JUGA:
Buka Konsultasi Publik I KLHS RPJMD 2021-2026, Bupati Belu: SDGs/TPB Jawab Tuntutan Para Pemimpin Negara Atasi Kemiskinan

Hingga saat ini bersama TNI/Polri dan pemda masih melakukan pendataan jumlah kerusakan yang terjadi di lapangan.

“Sudah ada dua lahan rencana untuk relokasi yakni di Lakangkledang Wilayah Ulayat Desa Nobo Desa Konga (50 hektar) dan Kramak Kobasoma Desa Kobasoma (50 hektar),” ujar Letjen TNI Suharyanto.

Sementara itu, Iwan Suprijanto mengatakan untuk pembangunan rumah bagi korban bencana saat ini sudah tersedia teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (risha) dan Rumah Sistem Panel Instan (ruspin) yang sudah terbukti cepat dan tangguh.

“Kami sudah mempunyai stok di katalog pengadaan barang dan jasa dan semuanya merupakan UMKM,” katanya.

“Kita sudah siapkan rencana pembangunannya, jika semua data sudah selesai divalidasi maka sudah bisa mulai konstruksi pertengahan Desember 2024 dan target selesai pada April 2025,” sambung Iwan

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More