Apalagi tokoh yang dimaksud itu adalah seseorang yang bukan siapa-siapa dan bahkan telah dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Hakim dimana Jusuf sendiri adalah bagian dari korps itu.
Dalam cerita sejarah, Jusuf dari Arimathe memang mati-matian menolak putusan para koleganya yang tanpa tedeng aling-aling menyalibkan Yesus.
Penyaliban itu sendiri bukan cara Yahudi, tetapi tradisi penjajah Romawi. Salah satu pendirian Jusuf dkk adalah ketika Yahudi menggunakan cara Romawi pada kasus Yesus, maka kesan politik yang tak terelakkan adalah bahwa urusan perdebatan agama yang sakral dan domestik sekarang dibikin tunduk pada kekuasaan Romawi.
Dari pihak Romawi sendiri sebetulnya tidak mau repot-repot dengan tetek bengek urusan agama Yahudi. Karena itu, meminta Romawi ikut campur pada kasus itu sama dengan menurunkan derajat Keyahudian yang diagung-agungkan dari generasi ke generasi dan tentu merupakan aib yang menampar tradisi Yahudi sendiri.
Tetapi penolakan Jusuf sendiri tentu bukan menjadi alasan untuk mengukuhkan argumennya menghadap Pilatus. Apalagi Pilatus adalah jagoan debat dan terkenal kepala batu. Bisa-bisa Jusuf dikuliti oleh Pilatus dengan badai kata-kata yang tidak bisa disanggah. Lalu apa yang menguatkan Jusuf?