
Jaksa Tahan Dua Tersangka Dugaan Korupsi Dana Belanja Tidak Terduga, Pasca Didemo Beruntun Tim Jejaring HAM Sikka
Bapak kejaksaan yang terhormat, kami sudah sangat rindu menanti jawaban bapak tentang pelancong-pelancong berdasi yang bermain-main dengan kekuasaan. Mereka merampas hak yang bukan milik mereka, mereka memperkosa pendidikan budi pekerti yang dikejar bertahun-tahun sampai mereka menduduki bangku jabatan (banyangkan mereka sekolah setinggi langit tapi yang diproduksi adalah korupsi. Miris bukan?), mereka pelancong hebat yang bisa meraih gelar KORUPTOR. Jika harapan kami ini tidak didengarkan, kepada siapa lagi kami percaya? Kami sangat yakin, bahwa saat ini para pelancong berdasi itu tertawa manja sambil melipat kaki seperti bos yang tidak tahu malu! (mungkin lagi menikmati nasi babi dengan sisa uang korupsi).
Bapak kejari Sikka yang terkasih, terima kasih karena sudah mengabdi di nian tana sikka ini, tetapi ingat bapak para pemimpin kami saat ini punya hobi yang sama, yaitu menjadi pelancong rupiah. Kami takut bapak juga tergiring di dalamnya, untuk melakukan perjalanan misi pencurian uang rakyat. Toh perempuan lemah saja bisa dijadikan tumbal koruptor..hebatkan para pelancong berdasi rupiah itu?…(ya jelas hebat) itu pesan kami yang pertama untuk bapak. Pesan yang kedua, kejaksaan yang terhormat, kami sudah terbiasa dengan janji-janji. Janji pemimpin kami itu seperti lampu lalu lintas. Saat lampu merah menyala mereka berhenti untuk mengucapkan janji, setelah itu pergi tanpa kabar saat lampu hijau. Jadinya pemimpin lintas sambil lalu (sama kan seperti pelancong)!. Jadi bapak kejaksaan yang terhormat segera mungkin tetapkan para pelancong berdasi itu sebagai pencuri. Ingat selalu bapak, hukum tidak tajam ke bawah dan tumpul ke atas, buktikan kalau bapak dan tim bisa.”