Euforia Menyambut Kurikulum Baru atau Baru Kurikulum
Oleh Fardinandus Erikson, Peminat Karya Pendidikan
Dalam geloratuntutan perubahan kurikulum maka beberapa percikan fikiran dibawah ini hanya sebagai pengungkit kreativitas berfikir bagi para pembaca. Ibarat kembang api yang dinyalakan sumbunya agar dapat meluncur ke angkasa dan meledak sehingga memancarkan keindahan yang tiada tara.
- Melawan Instrumentalisasi Karakter
Patut di duga bahwa pada masa kini Pendidikan, pengajaran dan pembelajaran menjadi entitas yang sama hanya beda sebagai kata jadian atau kata turunan. Seperti kata singkong, ubi kayu, ketela pohon itu adalah ”manihot esculenta”. Padahal pada esensinya ketiga kata turunan di atas sungguh mempunyai pemaknaan yang spesifik. Jadi ibarat ada yang disebut Ubi kayu; ada ubi jalar, ada ubitalas, ada ubi hias, ada ubi kelapa. Semuanya memakai kata ubi tetapi saat dimasak dan merasakannya tentu beda.
Pendidikan mengacu kepada ”makrokosmos peradaban manusia” yaituproses yang lebih luas yang mencakup upaya untuk membentuk, mengembangkan, dan mempersiapkan individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Pendidikan melibatkan kegiatan yang terorganisir dan sistematis, baik di sekolah, keluarga, atau masyarakat, negara dengan tujuan untuk mendidik seseorang menjadi pribadi yang baik dan kompeten. Pendidikan pro pada regulasi yang selaras, serasi, seimbang.