Dewan Gereja Papua: Rasisme dan Ketidakadilan Bertumbuh di Era Otonomi Khusus

 

papua
Para pimpinan Gereja yang tergabung dalam Dewan Gereja Papua (WPCC) mengeluarkan refleksi tahunan, Minggu (5/7) kemarin. Dalam reflkesi tahuan berjudul, ‘Tuhan Otsus dan Pembangunan Indonsia di Papua sudah Mati’, WPCC memastikan bawahwa selama diberlakukannya otonomi khusus (Otsus), rasisme dan ketidakadilan tumbuh subur di Papua.

 

PAPUA, Pojokbebas.com-Para pimpinan Gereja yang tergabung dalam Dewan Gereja Papua (WPCC) mengeluarkan refleksi tahunan, Minggu (5/7) kemarin. Dalam refleksi tahuan berjudul Tuhan Otsus dan Pembangunan Indonsia di Papua sudah Mati, WPCC memastikan bawahwa selama diberlakukannya otonomi khusus (Otsus), rasisme dan ketidakadilan tumbuh subur di Papua.

Para pemimpin Gereja yang tergabung dalam WPCC antara lain Pendeta Andrikus Mofu, Pendeta Dorman Wandikbo, Pendeta Dr. Benny Giay, dan Gembala Dr. Socratez S.Yoman. Dalam rilis yang diterima Pojokbebas.com, WPCC menunjukkan fakta misalnya peristiwa rasisme yang terjadi pada 15-17 Agustus 2019 di Semarang, Malang dan Jogyakarta. Peristiwa yang menima mahasiswa Papua ini dilakukan oleh sejumlah Ormas, seperti Front Pembela Islam (FPI), Pemuda Pancasila (PP), anggota TNI dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI (FKPP).

BACA JUGA:
Sah, Megawati Hingga Rikard Bagun Masih Duduk di Dewan Pengarah BPIP Periode 2022-2027
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More