Ampera, si Anjing Kesayanganku
Upaya Bebas dari Kebringasan Arkaik "Homo Necans" (Cerpen Fransis Borgias*)
Orang-orang yang ingin membeli anjing itu menjadi kebingungan karenanya. Mereka pun lalu membujuk ayahku agar aku sudi juga ikut membantu mereka mencari anjing itu dan agar anjing itu keluar dari persembunyian. Masalahnya aku pun juga tidak tahu di mana anjing itu bersembunyi. Pasti di salah satu semak-semak yang ada di sekitar sekolah kami. Hanya persisnya di mana aku pun tidak tahu.
Bermain Untuk Terakhir Kalinya
Akhirnya aku pun setuju untuk ikut membantu mencari anjing itu. Aku harus memanggil-manggil nama anjing itu. Sementara orang-orang yang mau membelinya bersembunyi di pinggir jalan. Entah di mana. Ayahku menyuruh aku, agar kalau sudah menemukan anjing itu, maka ajaklah dia bermain ke arah kampung para pembeli itu. Betul saja. Aku keluar rumah. Aku berseru-seru, memanggil nama anjing itu: “Ampera, ong Ampera….” Sejenak diam. Lalu aku memanggil lagi: “Ampera ong….Ampera.”
Setelah aku memanggil beberapa kali, akhirnya anjing itu muncul dari salah satu semak. Ia sungguh mengenal suara tuannya. Dan ia mulai bermain-main dengan aku. Aku sangat senang ia muncul kembali. Sekaligus sedih. Entah mengapa? Yang pasti karena ia sudah dibeli orang. Sedih membayangkannya. Karena ayah telah meminta aku untuk mengajak anjing itu bermain-main di sepanjang jalan menuju kampung itu. Aku pun melakukannya dengan penuh ketaatan. Aku mengajak si Ampera. Dia ikut dengan senang hati.