Ampera, si Anjing Kesayanganku
Upaya Bebas dari Kebringasan Arkaik "Homo Necans" (Cerpen Fransis Borgias*)
Ayah mengatakan bahwa dia juga tidak bermaksud menjualnya, tetapi orang-orang ini memaksa dan meminta dengan sangat. Akhirnya ayahku menyerah kalah. Mendengar hal itu aku menjadi sangat sedih. Bagaimana kiranya caraku untuk membela anjingku yang pintar dan setia ini? Pada saat itu aku ingin sekali mengusirnya jauh-jauh dari rumah kami. Tetapi aku tidak tega melakukan hal itu pada si Ampera. Ayahku juga membujuk aku untuk merelakan anjing itu untuk diambil orang-orang itu. Aku pun menjadi sangat sedih. Pada saat itu aku tidak menjawab mereka. Maka aku pun hanya terdiam saja.
Merelakan Dia Pergi
Setelah berdiam cukup lama menahan rasa sedih dan amarahku, aku pun berkata: “Kalau begitu silahkan saja mereka mengambil anjing itu, tetapi tidak boleh di dekat aku. Apalagi di depan mataku. Mereka setuju dengan syarat itu. Mereka mau menangkap anjing itu tanpa harus aku lihat. Pokoknya terserah kepada mereka saja. Yang penting si Ampera tidak ditangkap ataupun dibunuh di depan mataku. Itu saja.
Tetapi menjelang hari H, mereka tidak dapat menangkap anjing tersebut karena anjing itu sangat lincah dan sepertinya punya firasat bahwa akan ada sesuatu yang tidak baik yang bakal menimpanya. Karena itu ia seharian tidak muncul di rumah. Ia mungkin merasa bahwa rumah kami itu sudah tidak aman lagi baginya. Maka ia tidak pulang.