Urgensi Tanggung Jawab Ekologis

Dalam rangka membentuk kesadaran kolektif akan tanggung jawab ekologis, maka perlu melawan karakteristik banal yang sedang berproses dalam diri manusia saat ini. Pertama, “mematikan atau membunuh” sikap egosentris yang senantiasa membuat manusia konsisten pada kepentingan individu. Bahkan acapkali mengklaim, apa yang baik bagi individu adalah juga baik bagi masyarakat. Sikap egosentris ini didasarkan pada asumsi, manusia semestinya memperlakukan alam menurut insting natural.

Kedua, sikap manusia yang mendasarkan diri pada kepentingan masyarakat. Klaim utama sikap ini bahwa model pendekatan pelaku ekologi niscaya melindungi kesejahteraan masyarakat. Namun, sikap ini mengarah dan membawa manusia pada pengurasan sumber daya alam dengan dalih kepentingan umum. Maka, masyarakat harus melawan dengan pendasaran bahwa demokrasi sejatinya adalah milik rakyat.

Ketiga, sikap manusia yang mendasarkan diri pada bumi. Lingkungan secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Terlebih karena keniscayaan bahwa, tetap bertahannya semua yang hidup dan yang tidak hidup sebagai komponen ekosistem, lantaran seperti halnya manusia, semua benda dalam kosmos mempunyai tanggung jawab moral. Maka, etika tanggung jawab moral sebaiknya dijaga dan dirawat supaya lingkungan atau alam tetap utuh dan terciptanya keseimbangan.

BACA JUGA:
Ganjar Pranowo: Idola Baru untuk Indonesia Maju 2024? (Mencermati Dinamika Capres-Cawapres PDIP)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More