Upaya Preventif Dalam Memproteksi Manggarai Barat Dari Perubahan Lingkungan

Dikhawatirkan rusa kehilangan tempat atau habitat alaminya untuk mencari makan akibat maraknya pembangunan yang dapat menggusur habitat alami rusa. Populasi rusa sangat berdampak pada populasi predatornya yaitu komodo, komodo akan kesulitan mencari hewan buruannya untuk dimakan karena rusa yang semakin berkurang. Populasi komodo yang terganggu juga berdampak pada penurunan wisatawan yang datang untuk melihat langsung satu-satunya hewan purba di dunia yang masih tersisa, hal ini pula berdampak pada perekonomian negara. Tanpa disadari semakin berkurangnya lahan hijau yang diganti dengan gedung-gedung serta banyaknya pemanfaatan kekayaan alam yang berlebihan dan pengolahan limbah hasil wisata memberikan efek yang kurang baik bagi lingkungan.

Konsentrasi peningkatan ekonomi menjadi sasaran utama dalam pengembangan pariwisata, tanpa memperhatikan efek yang ditimbulkan berupa kerusakan ekosistem. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pendekatan baik kepada masyarakat sebagai penggerak aksi dan pemerintah sebagai pengatur hak pembangunan melalui komunikasi lingkungan, untuk menemukan akar penyebab, dampak dan solusi yang tepat dalam memperbaiki sampai pada pengolahan wisata yang tepat. Hingga saat ini pemerintah masih berfokus pada pembangunan pendukung wisata dan belum menerapkan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan. Di lain pihak, pemerintah memiliki program berupa tata kota ruang hijau namun program tersebut belum berjalan secara optimal karena pemerintah masih berfokus pada peningkatan ekonomi di bidang wisata.

BACA JUGA:
Ketika “Tingkotoe” Tidak Lagi Menandai Hujan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More