
Terkait Penanganan Wabah PMK di Indonesia, Dedi Mulyadi: Harus Ada Kebijakan Ekstrim
Dari sisi pengawasan oleh pemerintah, Dedi menilai hal itu tidak akan efektif. Hal itu lantaran minimnya tenaga teknis yang melayani kesehatan hewan di berbagai daerah, khususnya tingkat kabupaten/kota. “Tenaga teknis ini, semakin tidak ada. Di pusat masih ada jaminan peternakan dipegang oleh dokter hewan. Bapak cek di daerah, kabid atau stafnya bukan yang dokter hewan yang mengerti, lebih mengedepankan pendekatan struktural itu,” ujar Dedi kepada Mentan.
Selain dari sisi pemerintah, pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit hewan ternak tersebut dinilai Dedi masih belum memadai. Pengetahuan tentang daging sapi yang seperti apa yang aman dapat dikonsumsi, termasuk kepala dan kaki sapi yang dianjurkan untuk tidak dikonsumsi, tidak dijamin akan dilakukan anjuran tersebut. “Lha wong kita aja sapi sehat dimasukkan air biar berat timbangannya. Apalagi yang gini-gini, bisa saja pura-pura dibuang tapi lalu dibawa ke pasar,” seloroh Dedi.
Karena itu, ia meminta agar pemerintah agar kekhawatiran akan wabah PMK ini segera di atas agar tidak terus melanda. Terlebih jelang momentum Hari Raya Iduladha. “Jangan sampai Iduladha kita ada lagi kecemasan. Makanya harus hati-hati, apalagi kebiasaan kita menggeser ke arah isu SARA,” tutup politisi Partai Golkar ini.